Monday 2 August 2010

Mengikuti Sunnah Nabi - ETIKA PERGAULAN SUAMI ISTRI

Wed, 08 Feb 2006 18:34:06 -0800
ETIKA PERGAULAN SUAMI-ISTRI

Merayu istri dan bercanda dengannya di saat berduaan, adalah
dianjurkan. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam selalu bercanda,
tertawa dan merayu istri-istrinya. Sabda RAsulullah saw:

"janganlah berhubungan dengan istrinya seperti binatang ternak, dan
hendaklah ada muqaddimah (ar rasul) di antara keduanya". lalu beliau
ditanya: "apa itu (yang dimaksud) dengan ar rasul?", beliau
menjawab: "ciuman dan rayuan" [HR. Ad Dailami]

Membaca basmalah sebelum melakukan jima`. Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam bersabda: "Kalau sekiranya seorang di antara kamu
hendak bersenggama dengan istrinya membaca :
'bismillahi allahumma jannibna syaithaana wa jannib syaithaana mimma
razaqtana'(Dengan menyebut nama Alllah, ya Allah, jauhkanlah setan
dari kami dan jauhkan syetan dari apa yang Engkau rizkikan kepada
kami), maka sesungguhnya jika keduanya dikaruniai anak dari
persenggamaannya itu, niscaya ia tidak akan dibahayakan oleh setan
selama-lamanya" (Muttafaq alaih).

Jika sang suami ingin bersenggama lagi, maka dianjurkan berwudhu
terlebih dahulu, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila salah seorang kamu telah bersetubuh dengan
istrinya, lalu ingin mengulanginya kembali maka hendaklah ia
berwudhu". (HR. Muslim).

Disunatkan bagi kedua suami istri berwudhu sebelum tidur sesudah
melakukan jima`, karena hadits Aisyah menuturkan :"Adalah Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila beliau hendak makan atau tidur
sedangkan ia junub, maka beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu
sebagaimana wudhu untuk shalat" (Muttafaq'alaih).

Haram bagi suami menyetubuhi istrinya di saat ia sedang haid atau
menyetubuhi duburnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam
bersabda: "Barangsiapa yang melakukan persetubuhan terhadap wanita
haid atau wanita pada duburnya, atau datang kepada dukun (tukang
sihir) lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia
telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad". (HR. Al-
Arba`ah).

Haram bagi suami-istri menyebarkan tentang rahasia hubungan
keduanya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam
bersabda: "Sesungguh-nya manusia yang paling buruk kedudukannya di
sisi Allah pada hari Kiamat adalah orang lelaki yang berhubungan
dengan istrinya (jima`), kemudian ia menyebarkan rahasianya". (HR.
Muslim).

Hendaknya masing-masing saling bergaul dengan baik, dan melaksanakan
kewajiban masing-masing terhadap yang lain. Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman yang artinya: "Dan para istri mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut yang ma`ruf". (Al-Baqarah: 228).

Hendaknya suami berlaku lembut dan bersikap baik terhadap istrinya
dan mengajarkan sesuatu yang dipandang perlu tentang masalah
agamanya, serta menekankan apa-apa yang diwajib Allah terhadapnya.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Ingatlah,
berpesan baiklah selalu kepada istri, karena sesungguhnya mereka
adalah tawanan disisi kalian...." (HR. Turmudzi).

Hendaknya istri selalu ta`at kepada suaminya sesuai kemampuannya
asal bukan dalam hal kemaksiatan, dan hendaknya istri tidak menolak
ajakan suami bila mengajaknya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila suami mengajak istrinya ke tempat
tidutrnya lalu ia tidak memenuhi ajakannya, lalu sang suami tidur
dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknat wanita
tersebut hingga pagi". (Muttafaq alaih).

Hendaknya suami berlaku adil terhadap istri-istrinya di dalam
masalah-masalah yang harus bertindak adil. Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mempunyai dua istri, lalu ia
lebih cenderung kepada salah satunya, niscaya ia datang di hari
Kiamat kelak dalam keadaan sebelah badannya miring". (HR. Abu Daud).

***







Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas
yang engkau mampu.

No comments:

Post a Comment